“ Dan peliharalah hubungan silaturrahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu “ ( Surat an-nisa:1 )
KATA
silaturrahmi atau kadang ditulis dengan silaturrahim berasal dari bahasa Arab Washala dan rahim.Washala yang kemudian
berubah menjadi shilatu berarti
“menyambung” atau “menghubungkan”.Sedang rahim
berarti “kerabat”atau “kasih sayang”. Dengan demikian ,silaturahim berarti
menyambung atau mempererat tali kekerabatan atau persaudaraan , sekaligus
berarti menyambung kasih sayang sebagaimana kasih sayang seorang ibu kepada
janin yang berada dalam rahimnya. Karena itulah, “menjalin silaturahim” dan
“berbakti kepada kedua orang tua” disebutkan dalam anjuran secara sepadan,
sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Berbaktilah
kepada kedua orang tuamu dan sambunglah tali silaturrahim”.
Dalam ajaran
Islam. Silaturahim ini sangat di anjurkan silaturrahim yang paling utama adalah
silaturahim secara fisik.Artinya, silaturahim yang dilaksanakan secara
langsung, dengan mendatangi rumah atau tempat tinggal seseorang. Fenomena mudik
Lebaran, bisa menjadi pro dan kontra , sebenarnya patut disyukuri. Karena
tradisi khas orang aceh ini sangat terjaga dalam masyarakat bahwa silaturahim
pada keluarga sangat terjaga dalam masyarakat kita. Meski setahun sekali,
dimanapun untuk pulang ke kampung halamannya agar bisa bersilaturahim dengan
sanak keluarga.
Sayang semangat
silaturahim ini tidak berkembang baik dalam kehidupan sehari-hari dengan
masyarakat yang lebih luas. Entah karena kesibukan masing-masing, entah karena
alasan lain, namun tidak sedikit orang yang acuh pada tetangga di lingkungan
tempat tinggalnya. upaya kepala desa untuk mempererat silaturahim dengan
kegiatan gotong-royong, kerja bakti, dan sebagainya kurang ditanggapi. Semakin
baik tingkat perekonomian suatu masyarakat , semakin hilang hubungan
silaturahimnya. Orang cenderung hidup sendiri-sendiri dan tak mengenal tetangga
kiri-kanan maupun depan-belakangnya.
Padahal Nabi
telah pula menjabarkan bagaimana untuk silaturahim yang paling sederhana, yang
sebetulnya mampu dilakukan setiap orang.Sabda beliau, “ Sambunglah silaturahim
walau hanya dengan menyampaikan salam…”.Jadi bersilaturahim itu tidak selalu
harus dengan membawa hantaran.juga bukan harus ada “sesuatu” yang perlu
disampaikan atau didiskusikan. Cukup dengan bertemu muka dan saling berkenalan
serta menanyakan kabar masing-masing.
Dalam sebuah
hadis Rasulullah Saw mengingatkan bahwa dengan bersilaturahim sesungguhnya
manusia mendapatkan mamfaat di dunia dan akhirat. Beliau bersabda,
“Bertakwalah kepada Allah dan sambunglah silaturahim, niscaya engkau akan memperoleh kebaikan di dunia dan akhirat.” Diantara kebaikan di dunia yang akan diperoleh oleh orang yang bersilaturahim yaitu, memperpanjang usia, memperluas rezeki dan menghilangkan kesulitan. Sementara kebaikan di akhirat, setiap langkah dari seorang anak yang bersilaturahim kepada kedua orang tuanya, misalnya, akan dicatat sebagi pahala. Berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dzar Alghifari r.a., maka Allah akan mencatat untuk setiap langkahnya dengan seratus pahala. Selain itu, Allah akan menghapus dosa-dosanya dan mengangkat seratus derajat untuknya.
“Bertakwalah kepada Allah dan sambunglah silaturahim, niscaya engkau akan memperoleh kebaikan di dunia dan akhirat.” Diantara kebaikan di dunia yang akan diperoleh oleh orang yang bersilaturahim yaitu, memperpanjang usia, memperluas rezeki dan menghilangkan kesulitan. Sementara kebaikan di akhirat, setiap langkah dari seorang anak yang bersilaturahim kepada kedua orang tuanya, misalnya, akan dicatat sebagi pahala. Berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dzar Alghifari r.a., maka Allah akan mencatat untuk setiap langkahnya dengan seratus pahala. Selain itu, Allah akan menghapus dosa-dosanya dan mengangkat seratus derajat untuknya.
Bahkan bila
silaturahim fisik secara langsung tidak bisa kita lakukan, silaturahim melalui
telepon ,e-mail atau surat,sebaiknya dihidupkan mulai saat ini. Secara berkala
meluangkan waktu untuk bertegur sapa dengan orang-orang di sekitar kita maupun
orang-orang yang mempunyai hubungan persaudaraan dengan kita, secara tak
langsung pun, ada baiknya mulai saat ini kita canangkan. Insya Allah langkah
untuk menjalin silaturahim seperti ini pun akan dicatat sebagai pahala. Hal ini
sejalan dengan sabda Rasulullah Saw, “Sesungguhnya
amal itu dapat sah dengan niat dan sesungguhnya bagi setiap orang menurut apa
yang diniatkannya…”.
Sumber: diambil dari Majalah An-Naba edisi II
Sumber: diambil dari Majalah An-Naba edisi II
0 comments:
Post a Comment